Langsung ke konten utama

Rendahnya Minat Membaca Indonesia

Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta digunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang disampaikan penulis melalui media bahasa tulis (Tarigan, 1984:7). Kridalaksana (1982:105) mengemukakan bahwa dalam kegiatan membaca melibatkan dua hal, yaitu (1) pembaca yang berimplikasi adanya pemahaman dan (2) teks yang berimplikasi adanya penulis.

Berdasarkan studi The World’s Most Literate Nations (WMLN) yang dilakukan oleh Central Connecticut State University, Amerika Serikat, dari 61 negara yang di analisis, Indonesia menduduki peringkat 60. Peringkat tersebut didasarkan oleh lima indikator, antara lain adalah: (1)kondisi perpustakaan, (2)media cetak, (3)input terhadap sistem edukasi, (4)output dari sistem edukasi, dan (5)ketersediaan computer (Miller, 2016).

Kepala Pusat Jasa Perpustakaan dan Informasi Perpustakaan Nasional RI, Titik Kismiati mengungkapkan, minat baca penduduk Indonesia sangat rendah. Merujuk data yang dikeluarkan Badan Pusat Statistik tahun 2012, hanya sekitar 17,58 persen saja penduduk yang gemar membaca buku, surat kabar, atau majalah. Kajian Perpustakaan Nasional 2015 juga menunjukan bahwa minat baca masyarakat ada pada angka 25,1 atau kategori rendah .

The World’s Most Literate Nations
Country
Rank
Country
Rank
Country
Rank
Finland
1
Malta
21
Romania
41
Norway
2
South Korea
22
Portugal
42
Iceland
3
Czech Republic
23
Brazil
43
Denmark
4
Ireland
24
Croatia
44
Sweden
5
Italy
25
Qatar
45
Switzerland
6
Austria
26
Costa Rica
46
United States
7
Russia
27
Argentina
47
Germany
8
Slovenia
28
Mauritius
48
Latvia
9
Hungary
29
Serbia
49
Netherlands
10
Slovak Republic
30
Turkey
50
Canada
11
Lithuania
31
Georgia
51
France
12
Japan
32
Tunisia
52
Luxembourg
13
Cyprus
33
Malaysia
53
Estonia
14
Bulgaria
34
Albania
54
New Zealand
15
Spain
35
Panama
55
Australia
16
Singapore
36
South Africa
56
United Kingdom
17
Chile
37
Colombia
57
Belgium
18
Mexico
38
Morocco
58
Israel
19
China
39
Thailand
59
Poland
20
Greece
40
Indonesia
60




Botswana
61
Sumber: Central Connecticut State University






Sumber: Kajian Perpustakaan Nasional 2015


Adapun beberapa negara memiliki strategi meningkatkan minat baca, antara lain adalah:
Finlandia
  • Pemerintah memberikan maternity package (paket perkembangan anak) bagi orangtua yang baru memiliki anak, berisi beberapa keperluan bayi dan buku bacaan bagi orangtuanya maupun bagi bayi.
  • Wajib membaca minimal 1 buku per minggu.
  • Budaya membaca dongeng sebelum tidur bagi anak – anak .
  • Film asing yang ditampilkan di TV tidak dialihsuarakan / dubbing, hanya diberi subtitles.

Amerika Serikat
  • Layanan toko buku dibuat seramah dan senyaman mungkin.
  • Buku dapat dibaca di toko buku tanpa membelinya.
  • Tidak ada batasan jumlah buku yang boleh dipinjam dari perpustakaan.


Jepang
  • Budaya membaca di transportasi umum.
  • Budaya Tachiyomi, membaca gratisan di toko buku sambil berdiri.
  • Tradisi membaca 10 menit sebelum masuk kelas bagi siswa di sekolah. Diberlakukan sejak SD dengan reward dan punishment.
  • Acara Sekiguchi di televisi.  Promosi buku terbitan terbaru lewat layar TV, disertai review-nya. Penonton bisa memesan secara online melalui internet atau via telepon.


Jerman
  • Buku merupakan barang yang umum dijadikan sebagai hadiah.



Selain negara – negara tersebut, Indonesia juga memilik beberapa strategi untuk meningkatkan minat baca, antara lain adalah:
  • Gerakan Literasi Sekolah dari kemdikbud – Untuk memperkuat Program Pengembangan Budi Pekerti. Tersedia buku induk dan buku saku untuk gerakan ini. Leading sector-nya adalah dari pihak sekolah dan elemen terkait.
  • Gerakan Indonesia Membaca (GIM). Untuk mengatasi ‘generasi nol buku’ dan menumbuhkan minat baca.
  • Program Pengembangan Budi Pekerti – Tertuang dalam Permendikbud Nomor 23 Tahun 2015 (salah satunya mewajibkan siswa membaca buku non pelajaran 15 menit sebelum PBM dimulai).
  • Program Duta Baca Indonesia oleh Perpustakaan Nasional RI, yang menunjuk Najwa Shihab sebagai Duta Baca Indonesia periode 2016-2021.
  • Undang-Undang Sistem Perbukuan. Masih berupa RUU, belum rampung sampai tulisan ini dirilis (sudah 6 kali dengar pendapat di DPR).
  • GPMB (Gerakan Pemasyarakatan Minat Baca) – seperti GPMB di Jogja.
  • TBM (Taman Baca Masyarakat), perpustakaan desa, perpustakaan keliling di berbagai daerah.




DAFTAR PUSTAKA

Kridalaksana, Harimurti. 1985. Tata Bahasa Deskriptif Bahasa Indonesia: Sintaksis. Jakarta: Pusat Pembinaan den Pengembangan Bahasa.
Miller, John W. 2016. World Literacy: How Countries Rank and Why It Matters. New Britain: Routledge.
Tarigan, Henry Guntur. 1984. Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.



Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Geologi Wisata Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda Bandung

Lagi bosen sama hiruk pikuk perkotaan? Bosen kalau jalan-jalan ke mall aja? Pengen liat yang seger-seger? Saya punya solusinya, ke Tahura aja. Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda  atau biasa disingkat Tahura ini, terletak di Bandung Utara, butuh waktu kira-kira 15 menit kalau pake kendaraan bermotor dari daerah ITB. Kali ini saya berkunjung ke Tahura dalam rangka ekskursi, bersama peserta mata kuliah Geologi Cekungan Bandung dan Geologi Wisata di ITB. Dalam perjalanan ini, dosen kedua mata kuliah tadi yaitu Pak Budi Brahmantyo berperan sebagai interpreter kami. Nah, mau tau kan keseruannya? yok mari kita mulai...., eit sebelum itu kita liat dulu ya foto temen saya waktu nunggu rombongan sambil nyemil-nyemil di warung sekitar di depan gerbang masuk Tahura: Syukri Andrew Setelah rombongan lengkap, kami pun masuk dengan hanya membayar Rp10.000 per orang, normalnya adalah Rp11.000 tapi karena kami rombongan dapet potongan hehehe. Perhentian pertama adalah...
“No Woman No Cry” Benarkah Bob Marley Tak Butuh Wanita? Siapa yang tak kenal dengan Bob Marley, Ikon musik Reggae, Rastafari, dan Jamaika. Karya-karyanya tetap dikenang hingga sekarang meski Ia telah meninggal pada tanggal 11 Mei 1981 atau tepat sudah 39 tahun pada hari ini. Salah Satu karya lagu bob Marley yang paling Terkenal adalah “No Woman No Cry”. Lagu tersebut merupakan lagu hit pertama Bob yang dirilis di luar Jamaika pada tahun 1975. Namun, lagu ini kemungkinan adalah salah satu lagu yang paling sering disalah artikan oleh para pendengar di seluruh dunia. Embed from Getty Images Jika hanya mendengarkan bagian lagu yang berbunyi “No woman, no cry”, kebanyakan orang pasti akan berpikir bahwa lagu ini ditulis oleh seorang pria yang tak butuh kehadiran seorang wanita di hidupnya, entah pria itu baru saja putus cinta dengan seseorang atau memang ia tidak tertarik sama sekali dengan anita. Namun, dapat dipastikan bahwa interpretasi tersebut salah, sebab bagi Bob Marley yan...